Minggu, 30 Agustus 2009

Keterlambatan Di Pagi Itu..


oleh Piyanza
Minggu, 30/08/2009 09:29 WIB

Kebiasaan yang selalu harus tiba di kantor jam 8 pagi membuat aku harus berangkat pagi-pagi sekali keluar dari rumah ke stasiun bus Baranangsiang, Bogor. Aku naik bus jurusan ke Bekasi yang melewati jalan tol Jagorawi dan akan turun di daerah Cawang untuk segera menyambung naik taksi atau bus umum ke kantor yang ada di sekitar Pancoran, Jakarta. Rutinitas harian sudah seperti itu, karena sudah mengetahui kepadatan lalu lintas, jadi bisa diperkirakan tiba di kantor jam 8 pagi atau lewat-lewat sedikit. Sebenarnya perusahaan tidak mempunyai peraturan yang sedemikin ketat harus tiba jam 8 pagi teng, dan bidang pekerjaanku bukan seseorang yang harus tiba jam 8 pagi tepat, tetapi aku sendiri yang mengkondisikan diri agar tetap disiplin masuk kerja tepat waktu.

Biasanya bus yang aku tumpangi ngetem dulu, menunggu penumpang lain sehingga bus penuh sekitar 10 menit atau bahkan bisa lebih cepat kalau kedatangan bus dari Jakarta kurang lancar sehingga banyak penumpang yang terbengkalai. Aku tentu lebih suka memilih bus yang ber-AC (berpenghawa dingin) karena lebih nyaman walau harus membayar lebih, setidaknya aku bisa melanjutkan tidur dengan nikmat sebelum sampai di daerah Cawang, Jakarta. Apalagi kalau sudah dekat pintu tol Taman Mini yang sering macet karena terjadi pertemuan jalur –jalur kendaraaan dari berbagai daerah lain, duuuuh lebih baik tutup mata aja deh! Sambil merem-merem..nikmati tidur lagi.

Suatu hari ketika berangkat kerja aku lihat ada bus ber-AC yang masih baru dan bagus sedang ngetem. Jam sudah menunjukkan pukul 6.15. Aku segera berlari supaya bisa kebagian tempat duduk, karena dari jauh kelihatan sudah hampir penuh.Ada beberapa bapak-bapak yang bekerja di Jakarta juga berlari untuk masuk ke bus tersebut supaya kebagian tempat duduk. Hampir bersamaan denganku, ada 2 orang bapak-bapak yang masuk duluan ke bus, cuma beda beberapa detik denganku. Ternyata mereka cuma bisa kebagian tempat duduk cadangan di depan sekali, disamping supir yang biasanya kurang nyaman karena tidak bisa duduk dengan sandaran. Biasanya, kadang kadang aku juga suka memaksa duduk tempat duduk cadangan itu, kalau waktu sudah kepepet. Lebih baik daripada memaksa berdiri dalam bus dari Bogor ke Jakarta. Memaksa banget, apalagi kalau terjebak kemacetan , bisa-bisa sampai Jakarta sudah kehabisan tenaga karena kecapaian berdiri sepanjang jalan.

Aku kesal, kesal sekali! Padahal cuma beda beberapa detik. Aku tidak kebagian tempat duduk, bahkan di kursi cadangan sekalipun! Terlambat! Aku kalah! Terpaksa aku keluar lagi dari bus. Mencari bus berikutnya. Ternyata bus berikutnya bus non AC (tidak berpenghawa dingin) dan bus berikutnya bus non AC juga. Duh……..apes sekali pagi ini!, keluhku. Apalagi bus berikutnya jelek dan butut lagi! Pasti gak nyaman bangetlah naik bus itu. Karena tidak ada pilihan , terpaksalah aku naik ke bus itu. Menunggu penumpang lain yang akan naik sekitar 10 menit lagi dalam bus itu, membuat aku kesal dan kepanasan karena tidak ber-AC. Hati ini juga panas, karena menunggu beberapa menit, terasa lama dan kesal karena tidak kebagian tempat duduk di bus sebelumnya.. Pergi ke Jakarta keluar rumah beda beberapa menit dari biasa bisa mengakibatkan keterlambatan tiba di tujuan jauh lebih besar, 30 menit atau bahkan sejam lebih.

Bus yang aku naiki pun berangkat dan melaju dengan perlahan dan sedikit gerah , maklum bus lama. Daripada kesal, lebih baik kunikmati perjalanan dalam bus sambil berusaha untuk tidur dan rileks. Yah sudahlah, hari ini mungkin apes! Terpaksa aku akan terlambat masuk kantor sepertinya hari ini .Yah tidak apa-apalah, tidak ada rapat penting di pagi ini. Pulang kantornya saja nanti dilebihkan waktunya.

Beberapa menit setelah bus berjalan memasuki jalan tol Jagorawi, aku masih berusaha untuk tidur sambil menikmati perjalanan itu. Sekitar 45 menit bus berjalan, tiba-tiba bus makin berjalan perlahan. Makin perlahan bahkan sesekali berhenti. Aku tersentak dan membuka mata. Melihat ke jalanan di depan. Duuuuhh macet….!!! Apes lagi deh ! Makin terlambatlah masuk kantor hari ini. Pasti ada kecelakaan lalu lintas. Hari ini betul-betul apes, gerutu ku.

Bus berjalan perlahan karena kendaraan-kendaraan didepan juga memperlambat kecepatannya untuk melihat kecelakaan tersebut. Akupun jadi ikut-ikutan ingin melihat kecelakaan yang terjadi di sebelah kiri bahu jalan tersebut. Ketika bus makin mendekati lokasi kejadian itu, aku terkejut. Aku lihat dari jauh bus baru ber-AC yang ingin aku naiki sebelumnya ke Jakarta berada di tepi kiri jalan dan di depannya ada truk besar. Entah bagaimana kejadiannya, yang jelas bus tersebut telah menabrak bagian belakang truk tersebut dan bagian depan bus AC tersebut hancur parah. Kaca depannya pecah semua. Beberapa orang sedang berusaha menyelamatkan para penumpang. Ada beberapa penumpang yang terkapar tak berdaya di pinggir jalan menunggu ambulans datang.

Bus yang aku tumpangi berjalan perlahan, didepan ada beberapa penumpang yang selamat, menyetop bus yang kutumpangi. Bus yang kutumpangi berhenti. Beberapa bapak-bapak naik ke dalam bus. Mereka ingin melanjutkan perjalanan ke Jakarta walau harus berdiri dalam bus. Ada beberapa noda-noda darah di baju mereka. Orang-orang bertanya bagaimana kejadian sehingga terjadi kecelakaan tersebut. Aku tersentak dan terdiam ketika seorang bapak bercerita kalau salah seorang yang duduk di bangku cadangan depan dekat supir, terluka parah dan kakinya putus. Astagfirullah……. Tempat yang ingin kududuki tadi ketika berebut sebelum berangkat, dan ternyata aku kalah.

Andai saja aku yang kebagian duduk di kursi cadangan itu tadi. Entah tinggal nama atau menjadi orang cacat yang tak berkaki kini. Padahal sepanjang jalan sebelumnya aku kesal dan menggerutu karena terlambat berangkat dan naik bus dengan kondisi yang kurang nyaman. Subhanallah, Allah lah yang Maha Tahu yang terbaik buat hambaNya.



"....... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". (QS Al Baqarah 216)


Bogor, Januari 2002