Senin, 15 Oktober 2012

Membakar Fighting Spirit (semangat berjuang) Anda


“Tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat menggantikan ketekunan dan keteguhan hati. Itulah kunci sukses.” (Calvin Coolidge)


Bulan ini, kita baru saja mengenangkan jasa para pahlawan. Salah satu ciri utama seorang pahlawan adalah semangat perjuangannya. Semangat berjuang inilah yang mengantar bangsa ini mewujudkan cita-cita kemerdekaannya.

Sementara itu, kalau kita melihat kilas jejak orang-orang sukses, kita menemukan satu benang merah. Benang merah itu tak lain adalah fighting spirit (semangat juang) untuk mencapai kesuksesan itu. Fighting spirit sangat dekat dengan semangat berkompetisi secara luar biasa. Hampir semua orang yang berprestasi memiliki fighting spirit yang membuat mereka unggul.

Nah, bagaimana kualitas fighting spirit Anda dalam merengkuh kesuksesan? Marilah kita simak bersama. Thomas Alva Edison dikenal sebagai ilmuwan dan penemu luar biasa. Namun, kalau kita lihat latar kehidupannya, Edison bukanlah orang yang cerdas-cerdas amat. Dia gagal mengenyam pendidikan sampai selesai.

Diperkirakan IQ-nya hanya sekitar 110 sampai 120. Tuli sejak usia 11 tahun. Dia akrab dengan beragam penolakan. Namun, dia tidak pernah patah arang. Sampai-sampai di laboratorium, dia menggoreskan catatan kecil. Katanya,” Kalau tidak ada pabrik yang mau membuat penemuan saya, sayalah yang akan membuat pabrik itu.” Baginya, pabrik atau mati. Nah, semangat ini mirip adagium para pahwalan kita: merdeka atau mati.

Sosok inspiratif lain adalah Napoleon Bonaparte. Setelah kalah perang, Napoleon dibuang ke Pulau Elba. Di masa pembuangan itu, Napoleon menuliskan kegeramannya. “Sejak kecil saya tidak bisa berada di tempat lain selain berada di kelas teratas,” katanya. Menurut kesaksian istrinya Josephine, Napoleon tidak bisa menerima kekalahan kecil. Bahkan, dalam permainan catur sekalipun. Dia akan berupaya keras memenangi permainan.

Tak disangkal, semangat fighting spirit inilah yang membuat hasil- hasil dan prestasi yang luar biasa diciptakan. Tanpa semangat ini, kita hanya akan berakhir dengan rekor yang biasa-biasa dan sedang- sedang saja. Mudah berpuas diri. Namun, semangat menjadi pemenang itulah yang menciptakan rekor -rekor dunia dan berbagai hal yang dianggap ‘tidak mungkin’ dapat dipatahkan.

Fighting spirit adalah semangat untuk berjuang tanpa mengenal menyerah. Keinginan untuk membuktikan bahwa kita bisa menjadi jauh lebih baik, bahkan bisa tampil menjadi pemenang meskipun harapan yang ada tampaknya tipis sekali. Bicara tentang hal ini, salah satu contoh yang baik adalah tatkala kita menonton film pertarungan Rocky Balboa dalam film-film Rocky. Pertarungan yang diberikan Rocky adalah salah satu contoh yang baik dari makna fighting spirit.

Fighting spirit ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan yang kita jalani. Fighting spirit mampu membuat kita mencapai level tertinggi dalam prestasi kita. Hal ini berarti, kita tidak mudah menyerah dalam bisnis yang kita jalani. Meski bertebaran komentar-komentar buruk di sekeliling kita.

Tak patah arang

Tidak mudah patah arang saat di mana orang lain menyerah. Berani menantang diri. Rela berkorban serta memberikan diri secara total untuk mencapai suatu rekor prestasi. Dalam hal meraih tujuan bisnis, membuktikan kualitas kerja, melebihi standar kebutuhan klien, semuanya bisa kita capai dengan fighting spirit yang tinggi. Semangat ini akan membuat orang bekerja secara tuntas dan prima.

Saya teringat kisah fighting spirit yang luar biasa dari seorang agen asuransi. Saat itu, cita-citanya adalah bisa membawa kedua orangtuanya ke luar negeri. Satu-satunya cara adalah memperoleh tiket mengikuti konferensi di luar negeri, sehingga dia bisa membawa orang tuanya.

Waktu untuk memenuhi target tinggal 2 bulan. Terlalu pesimistis, dan kebanyakan agen pasti mengatakan bahwa dalam dua bulan angkanya terlalu sulit dicapai. Namun, tidak demikian dengan rekan saya tersebut. Dia membulatkan lagi cita-citanya. Memetakan lagi rencananya. Lalu, mulai berjuang siang dan malam.

Waktu luangnya betul-betul ia pakai untuk mewujudkan cita-citanya itu. Dan tatkala diumumkan siapa-siapa yang berhasil mengikuti konferensi itu pada akhir tahun, namanya tercantum di situ. Dia berlutut ke tanah, menangis penuh kebahagiaan.

Kisah lain yang cukup mengesan adalah Michael Jordan, maestro dunia basket. Dirinya adalah bintang sejati yang tidak bisa menerima tantangan. Sampai-sampai pada 1998, Jordan berkata kepada reporter sebelum musim NBA mulai, “Kalau tidak ada tantangan, rasanya saya tidak bisa menunjukkan kepiawaian saya”.

Bahkan, pernah ketika pelatih dari New York Knick mengejeknya bahwa Jordan berusaha berbaik-baik dengan pemainnya untuk mendapatkan keuntungan di lapangan. Jordan begitu terbakar semangatnya, sehingga dia melumatkan the Knicks dengan kemenangan telak unggul 53 skor. Sebuah skor kemenangan yang fantastis.

Di bidang apa pun, para pahlawan dan orang-orang sukses ini menjadi saksi pentingnya fighting spirit ini. Tunjukkan bahwa kita tidak menerima begitu saja kritikan dan cercaan orang pada apa yang kita lakukan. Bahkan tunjukkan kita bisa memberikan hasil yang jauh lebih baik.

Jangan pula gampang menyerah sebelum pertandingan betul-betul usai. Selama masih ada waktu, kita masih punya peluang untuk meraih kemenangan dalam diri kita. Itulah yang kita pelajari dari Edison, Napoleon, Rocky Balboa, si agen asuransi serta Michael Jordan. Tanyakan sekali lagi, seberapa tangguh Anda telah berjuang?

Membakar Fighting Spirit (semangat berjuang) Anda oleh Anthony Dio Marti

Minggu, 14 Oktober 2012

“Success is 99% attitude”


Innovation Insight – Miner’s Mania, banyak di antara kita menganggap sukses itu adalah bawaan lahir atau keturunan,banyak orang berpikir, orang yang ahli dalam melakukan sesuatu seperti atlet atau artis terkenal, itu  karena mereka berbakat,tapi ternyata sukses itu 99% dipengaruhi attitude,sementara hanya 1% karena faktor keturunan.

Jeff Dyer, Hal Gregersen dan Clay Christensen dalam bukunya  The Innovator’s DNA mengatakan bahwa studi terhadap anak kembar yang dipisahkan sejak kecil menunjukkan bahwa kemampuan berpikir secara kreatif hanya sepertiga berasal dari genetika dan dua pertiganya dari pembelajaran. Berarti, kreativitas dapat dipelajari dengan mengerti keahlian yang dibutuhkan, mempraktikkannya, melakukan eksperimen sampai akhirnya memiliki rasa percaya diri dalam kemampuan berinovasi. Kemampuan seseorang untuk menghasilkan ide inovatif bukan hanya faktor pikiran semata, tetapi juga faktor perilaku.

Rhenald Khasali dalam bukunya yanga berjudul Myelin pernah mengatakan Pandangan cukup dominan di masyarakat, seakan-akan ”Brain Memory atau Kecerdasan Pikiran” adalah segala-galanya. Padahal, dengan pengetahuan saja, tanpa gereget dan gerak aktif, orang hanya akan menjadi manusia formula yang asyik dengan konsep dan wacana.

Sementara, ada hal lain yang dilupakan, yaitu “Muscle Memory”. Muscle Memory adalah memori atau kecerdasan yang ada di otot2 manusia.  ”Muscle Memory” yang terbangun dari praktik latihan intensif secara berulang-ulang. ”Muscle Memory” inilah yang dimaksud sebagai Myelin. Myelin adalah insulator yang membungkus mata rantai jaringan saraf yang jika makin banyak ditempa, dilatih, akan menjadi semakin tebal sehingga kecepatan arus informasi dan gerak pun makin terpacu secara otomatis. Atlet unggulan, artis terkemuka, entrepreneur sukses, pemimpin hebat, semuanya berorientasi pada tindakan dengan dorongan kuat dari dalam.
Nah begitu juga dengan kemampuan kita untuk melakukan Innovasi. Sering kali kita melihat teman-teman kita ada saja yang mempunyai Ide dan mewujudkan Ide, beberapa dari kita mungkin menganggap itu adalah bakat dan tidak bisa ditiru,ternyata asumsi itu keliru. Dalam buku The Innovator’s DNA disebutkan bahwa Kita dapat menjadi inovatif bila kita mengubah perilaku kita! Kata kunci di sini adalah “perilaku” (behavior), bukan bakat atau genetika yang dibawa sejak lahir. Karena, faktor tersebut adalah perilaku, artinya faktor tersebut dapat dipelajari dan dikuasai dengan praktik.

Miners Mania, kesimpulannya, menjadi innovatif itu bisa dipelajari, the best way to get a good idea is to get a lot of ideas, cara yang paling baik untuk mendapatkan ide brilian adalah mengeluarkan ide sebanyak-banyaknya, demkian kata salah seorang pejabat di Toyota.

Sama halnya dengan menjadi sukses.. sukses itu bisa dipelajari, selama kita mau mengubah perilaku kita dan berorientasi pada tindakan seperti yang disampaikan  Richard M Nixon : Presiden Ke-37 Amerika Serikat (1969-74), “Jika enggan mengambil risiko, Anda tak akan pernah kalah. Tapi tanpa berani menanggung risiko, Anda tak akan pernah menang.”

Demikian Innovation Insight kita kal ini, ingat sukses itu adalah 1% bakat dan 99% perilaku. Sukses untuk kita semua, Semangat Pagi!!!

sandiyaloka: Foto-foto Kronologis EKSEKUSI MATI Imam Kartosuwiryo

sandiyaloka: Foto-foto Kronologis EKSEKUSI MATI Imam Kartosuwiryo

Selasa, 09 Oktober 2012

Atasan Yang Selalu Diingat..

by Dadang Kadarusman

Gampang, kalau sekedar ingin menjadi atasan yang selalu diingat oleh anak buahnya. Secara naluriah, bawahan selalu ingat terhadap atasannya. Makanya, ada bawahan yang setiap pagi malas ngantor. Karena pagi itu dia teringat punya jadwal rapat dengan atasannya. Atau, karena dia harus mengirimkan laporan kepada atasannya. Atau, karena atasannya hari ini masuk kantor lagi setelah beberapa hari traveling. Ada juga anak buah yang selalu bersemangat, karena dia ingat jika atasannya akan selalu ada ketika dibutuhkan. Apa saja. Pokoknya, selalu ada alasan kenapa anak buah selalu ingat atasannya. Tantangannya adalah; bagaimana caranya membuat agar anah buah selalu mengingat hal-hal positif kita. Bukan yang sebaliknya.

 

Kemarin, saya rapat tentang teknis pelaksanaan training Leadership yang akan dilakukan untuk salah satu klien dalam beberapa hari mendatang. Biasalah disela-sela rapat kita kan suka ada selingan bicara tentang hal-hal yang ringan. Beliau menceritakan tentang ‘mantan’ atasannya yang katanya memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap karirnya, bahkan hidupnya. Begitu banyak pelajaran yang diperolehnya dari atasannya, sehingga sampai sekarang beliau masih menyimpan kenangan terbaik dengan mantan atasannya itu. Saya juga sama. Masih bisa mengingat kebaikan-kebaikan atasan saya yang sangat berjasa menempa dan mendidik saya. Tentu mereka memiliki kekurangan. Namun, jasa baik mereka melampaui hal remeh temeh kelemahan manusiawi yang dimiliki setiap insan. Saya, ingiiiin sekali bisa melakukan sesuatu yang berguna bagi anak buah saya. Sehingga kelak, ada kenangan positif yang tersisa dibenak mereka. Tidak mudah. Tapi saya yakin kita bisa belajar melakukannya dari sekarang.

 

Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar untuk menjadi atasan yang selalu diingat secara positif, saya ajak memulainya dengan memahami dan menerapkan 5 sudut pandang Natural Intelligence (NatIn™), berikut ini :

 

1. Memori lebih panjang dari masa kerja.

Apakah Anda masih ingat tentang guru-guru taman kanak-kanak? SD, SMP, dan SMA Anda? Bagaimana dengan dosen Anda? Kebanyakan mungkin sudah dilupakan. Tapi ada beberapa guru yang masih kita ingat dengan sangat baik. Kita, selalu dapat mengingat hal-hal tertentu bersama orang-orang yang sangat berpengaruh dalam hidup kita dimasa lalu. Padahal, sangat mungkin yang bersangkutan sudah tidak ingat lagi. Memori Anda tentang guru yang masih bisa diingat itu; sesuatu yang positif, atau negatif? Di dunia kerja, orang yang paling diingat lama adalah para mantan atasan. Anda pun masih punya memori dengan atasan Anda dimasa lalu, bukan? Padahal Anda sudah tidak lagi bekerja dengan beliau. Pertanyaannya sekarang adalah; Apakah kita hendak meninggalkan memori baik ataukah buruk, dibenak anak buah kita kelak? Kita perlu mulai berhati-hati. Memori itu akan tetap mereka ingat meskipun sudah pensiun kelak. Karena memori, lebih panjang daripada masa kerja kita. Sedangkan kita, tentu ingin dikenang secara positif, bukan sebaliknya. Bagaimana pun juga, jauh lebih baik meninggalan memori postif daripada negatif, bukan?

 

2. Atasan populer sering bukan yang terbaik.

Memori positif itu tidak berarti harus serba permisif. Gampang kalau hanya ingin menjadi atasan yang populer alias disukai anak buah. Tidak usah terlalu menuntut. Ikuti saja gaya dan kemauan bawahan. Mereka pasti senang. Tapi, apakah begitu cara memimpin yang baik? Tidak. Atasan yang baik itu justru berani ambil resiko disebelin anak buah. ASALKAN; apa yang kita lakukan demi kepentingan mereka. Contohnya, menegakkan kedisiplinan. Tidak banyak orang yang suka. Tapi jika mereka dibiarkan terbiasa tidak disiplin, maka mereka akan kalah bersaing. Contoh lainnya, memberikan penugasan yang lebih tinggi, lebih berat, dan lebih menantang kepada anak buah yang berpotensi. Banyak orang yang lengah dan lebih suka kerja nyantai. Padahal, itu merugikan diri mereka sendiri. Karena pertumbuhan karir yang bagus hanya menjadi milik mereka yang terus menempa diri. Maka demi kepentingan anak buah Anda, tempalah anak buah Anda, hingga punya daya saing yang tinggi. Meskipun menyebabkan Anda menjadi atasan yang tidak populer.

 

3. Positif atau negatif itu bisa relatif.

Atasan yang menuntut kedisiplinan dan menempa anak buahnya dengan berat; sering tidak disukai. Kenapa? Karena kebanyakan orang inginnya kerja gampang, tugas ringan, tapi gaji besar. Padahal gaji besar hanya cocok bagi para kontributor di posisi tinggi. Untuk mendapat gaji besar, orang mesti sanggup berkontribusi lebih banyak dan meraih kedudukan yang lebih tinggi. Makanya, kedua hal itu tidak bisa dicapai oleh orang tidak mau susah payah. Sayangnya, kalau ada atasan yang mendidik dengan tempaan yang berat, banyak yang salah sangka dan menilai negatif. Tapi setelah berhasil nanti, mereka baru menyadari bahwa tempaan yang dilakukan oleh atasannya dulu itu sangat berguna untuk meraih apa yang mereka inginkan. Jadi, kalau ada atasan yang suka menempa bawahannya; apakah itu positif atau negatif? Pada awalnya bisa saja dinilai negatif, tapi setelah ada hasilnya, barulah orang sadar jika itu positif. Makanya, sebagai atasan, Anda tidak perlu khawatir dengan penilaian dari orang lain. Yang penting, lakukan upaya terbaik untuk menggembleng dan mengembangkan anak buah yang Anda pimpin. Hingga bisa meraih pencapaian yang tinggi untuk dirinya sendiri.

 

4. Bawahan selalu ingat pada manfaat.

Selalu. Setiap orang bertanya; apa manfaatnya buat gue? Begitu pula anak buah kita. Mereka selalu bisa mengingat atasannya yang bisa memberi manfaat. Memang, mudah sekali untuk mengingat manfaat jangka pendek seperti bonus, hadiah atau benda material lainnya. Namun, sifat kebendaan yang cepat habis itu juga berkorelasi dengan memori penerimanya. Kalau bonusnya sudah ludes, biasanya rasa syukur juga otomatis ikut luntur. Makanya, kita perlu melakukan tindakan-tindakan yang bisa memberikan manfaat jangka panjang kepada anak buah. Agar dampaknya lama, dan tentu rasa syukurnya juga lama. Adakah yang seperti itu? Kalau uang, jelas jangka pendek. Tapi ilmu, kebiasaan baik, kedisiplinan, keterampilan kerja, kemampuan mengelola yang kita latihkan kepada mereka; akan menetap sepanjang masa. Seperti halnya Anda masih ingat guru-guru terbaik Anda, maka anak buah Anda kelak akan selalu mengingat Anda. Jika Anda berhasil memberikan manfaat, berupa bekal yang berarti bagi pertumbuhan karir mereka.

 

5. Gratis itu sebenarnya yang paling mahal.

Memang sih, kadang kita mikir; kenapa mesti susah payah menggembleng anak buah. Kan tidak ada dampaknya dengan penghasilan kita. Selama berhasil mencapai target-target, posisi kita bakal aman. Buat apa lagi memberikan layanan gratis segala? Tak perlulah itu. Benar, jika kita masih terkungkung oleh norma alam material. Memang, kita tidak dapat tambahan uang dengan mendidik dan memintarkan anak buah. Tapi, bukankah ketika anak buah lebih terampil dan lebih bisa mengelola pekerjaannya membuat tugas teknis kita menjadi semakin ringan? Itu salah satu reward langsung yang kita dapatkan. Reward lainnya, adalah ketika anak buah kita – terucapkan atau tidak – merasa bersyukur pernah punya atasan seperti Anda. Lha, jika mantan anak buah kita yang sudah maju itu tidak tahu terimakasih? Malah dengan bangganya menepuk dada seolah seluruh pencapaiannya dia buat sendiri tanpa kontribusi orang lain, bagaimana coba? Mengapa pusing? Bukankah Anda merasakan kepuasan didalam batin saat menyaksikan orang yang Anda gembleng berhasil meraih suksesnya? Reward yang satu itu, tidak ada tandingannya.

 

 

Jika gajah mati, dia meningalkan gading. Lantas, sebagai seorang atasan kita akan meninggalkan apa di benak anak buah sepeninggal kita kelak? Ketika pensiun, apakah mereka masih akan mengenang kebaikan-kebaikan kita? Ataukah perlakuan buruk yang selama ini kita timpakan kepada mereka. Oh, terlampau beresiko jika kita hanya meninggalkan kenangan buruk. Karena selain menyebabkan nilai diri kita jatuh dimata mereka. Kita juga sulit untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinan kita. Soalnya, kita percaya bahwa; setiap pemimpin itu akan dimintai pertanggungjawaban soal bagaimana caranya memimpin. Namun jika kita sudah memimpin dengan baik untuk kebaikan orang-orang yang kita pimpin, mungkin lebih mudah untuk menghadapi hari persidangan di akhirat. Sehingga kita boleh mengatakan; “Tuhan, sudah saya gunakan kewenangan saya dalam memimpin. Sebesar-besarnya untuk kebaikan orang-orang yang saya pimpin.” Dengan begitu, semoga Tuhan berkenan menerima laporan pertanggungjawaban kita, ya. Amin.

 

Catatan Kaki:

”Pemimpin yang biasa-biasanya saja sangat mudah dilupakan..

    Pemimpin yang buruk selalu diingat keburukannya.. Sedangkan ..

        Pemimpin yang baik senantiasa diabadikan namanya didunia dan diakhirat..”

 

 

 

- Philipp Lahm Inc. -


PERBEDAAN SALAFI DAN WAHABI

Sekilas keduanya nampak sama. Namun, latar belakang lahirnya kedua istilah itu sungguh bertolak belakang 180 derajat. Istilah salafi lahir sebagai identifikasi sebuah gerakan pemurnian Islam sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Kata salaf sendiri berarti “yang terdahulu”. Dalam hal ini pengertian salaf (yang terdahulu) adalah generasi Sahabat Nabi, Tabiin, dan Tabiut Tabiin. Pengertian itu merujuk kepada sebuah hadis Nabi SAW yang berbunyi, “Sebaik – baik generasi adalah mereka yang hidup pada masaku, kemudian sesudahnya lagi, kemudian sesudahnya lagi”. Jadi, salafiyah adalah ajaran Islam yang merujuk kepada Al-Qur’an dan As Sunnah berdasarkan pemahaman salafus shalih (tiga generasi awal). Orang – orang yang mengikuti ajaran salafiyah disebut dengan salafi.Apa beda Salafiyah dengan Ahlus Sunnah?Secara umum umat Islam awam mengartikan Ahlus Sunnah sebagai :1. Golongan mayoritas2. Golongan yang selamat, dalam artian bukan salah satu dari 72 golongan yang terancam api neraka sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadis terkenal tentang perpecahan umat.3. Lawan dari Syiah. Dewasa ini media kerap mengartikan Ahlus Sunnah (pengikutnya disebut Sunni) sebagai semua lawan dari kaum syiah. Padahal, kalau kita cermati pihak – pihak yang berlawanan dengan Syiah sangat banyak dengan aqidah yang berbeda – beda pula.4. Paham yang dinisbatkan kepada Imam Abu Hasan al Asy’ary(Asy’ariah) dan Abu Mansur al Maturidi (Maturidiah). Definisi keempat ini banyak tertulis di pelbagai buku Pendidikan Agama Islam SMA dan Perguruan Tinggi. Salah satu buku terkenal yang menyatakan demikian adalah “Teologi Islam”  karya Dr. Harun Nasution.Dari beberapa definisi di atas, hanya poin nomor 3 yang benar. Adapun poin 4 yang banyak diamini oleh kalangan akademisi jelas salah 100%. Paham Asy’ariah yang oleh masyarakat luas dikenal sebagai Ahlus Sunnah, justru berasal dari pemikiran Imam Abu Hasan al Asy’ari ketika beliau mengalami pergolakan batin dalam mencari kebenaran. Akhirnya Imam Abu Hasan al Asy’ari bertobat  dan kembali kepada ajaran Islam sebagaimana dipahami generasi salafus shalih.  ajaran paham Asy’ariah yang terkenal adalah :1.  membatasi sifat Allah dengan 20 sifat wajib sebagaimana kita kenal seperti wujud, qidam. baqa’, mukhalafatu lil khawaditsi, dst. Penetapan yang demikian tidak pernah dilakukan oleh kalangan Sahabat Nabi yang paling memahami ajaran Islam.2. mentakwilkan beberapa sifat Allah, seperti “tangan ” Allah ditakwilkan menjadi kekuasaan Allah, “wajah” Allah ditakwilkan sebagai Ilmu Allah, dan sebagainya. Pentakwilkan semacam ini tidak pernah dilakukan oleh para Sahabat Nabi yang telah ditetapkan Rasulullah sebagai generasi terbaik. Para Sahabat Nabi mengimani semua sifat – sifat Allah tanpa mentakwilkan, meniadakan, menanyakan bagaimana, serta menyerupakan dengan makhluk. Dengan kata lain mereka meyakini, benar bahwa Allah memiliki tangan, wajah sebagaimana telah dinyatakan dalam Al-Qur’an dan As Sunnah, namun tangan Allah, wajah Allah tidak sama dengan makhluk. Mahasuci Allah dari hal yang demikian.Terminologi Ahlus Sunnah baru populer setelah abad III Hijriah, untuk membedakannya dengan berbagai sekte menyimpang semisal Khawarij, Syiah, Muktazilah, Jabariyah, dan Qadariyah. Dengan kata lain terminologiAhlus Sunnah digunakan sebagai penegasan tentang ajaran Islam murni sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW kepada para Sahabat.Seiring perjalanan waktu kian banyak berbagi pergerakan Islam, partai, organisasi yang mengklaim berazaskan Ahlus Sunnah. Namun faktanya, tak sedikit dari berbagai kelompok tersebut yang dalam aqidahnya, metodologinya, atau tujuan dakwahnya melenceng dari ajaran Ahlus Sunnah yang sesungguhnya. Sebuah ormas besar yang mengklaim sebagai penggerak dakwah Ahlus Sunnah, nyatanya ormas tersebut lebih banyak melestarikan berbagai ajaran syirik, bid’ah, dan pengkultusan terhadap kyai yang amat bertentangan dengan ajaran Ahlus Sunnah itu sendiri. Oleh karena itu, untuk membedakan Ahlus Sunnah yang sungguhan dengan Ahlus Sunnah yang hanya sebatas lebel digunakanlah istilah Salafiyah. Jadi, salafiyah hakekatnya merupakan sebutan lain dari Ahlus Sunnah Wal Jamaah untuk membedakannya dari Ahlul Bid’ah Wal Jamaah.Apa beda Salafi dengan Wahabi?Istilah Wahabi dinisbatkan kepada Syaikh Muhamad bin Abdul Wahab at Tamimi, seorang ulama besar dari Hijaz yang berjuang menegakkan tauhid memberantas kesyrikan di semenanjung Arabia. Dilihat dari penyebutannya saja istilah ini sudah rancu, lantaran kata wahabiyah justru mengacu pada ayah Syaikh Muhamad at Tamimi sebagai penggerak dakwah yang bernama Abdul Wahab. Jika mau fair, harusnya dakwah beliau disebut Muhamadiyah sesuai dengan nama tokohnya. Akan tetapi jika nama itu yang digunakan, maka tujuan pemunculan istilah tersebut sebagai alat penggiring opini negatif terhadap dakwah beliau takkan pernah terwujud.Dapat dipastikan istilah wahabiyah sengaja dimunculkan oleh pihak – pihak yang tak menyenangi dakwah beliau baik dari kalangan kafir maupun dari kalangan kaum muslimin itu sendiri. Tak cukup dengan sekedar penciptaan opini, musuh – musuh dakwah tauhid bahkan menciptakan sejarah palsu tentang dakwah beliau . Wahabi selalu diidentikkan dengan kekerasan, kebrutalan, dan jejak berdarah. Saat ini pun, ketika terjadi teror yang mengguncang tanah air sebagian orang langsung menuduh wahabi sebagai biang keroknya. Apalagi bila pelakunya memiliki identitas jenggot, jidat hitam, celana ngatung, dan istrinya bercadar. Tuduhan itu sungguh tak berdasar.Pasalnya, dalam berbagai kitab yang ditulis oleh para ulama yang dicap wahabi, justru menyerukan kepada kaum muslimin untuk mentaati pemerintahnya. Tak main – main. Taat terhadap penguasa merupakan salah satu pilar aqidah. Bahkan, Saudi Arabia yang dicap sebagai tempat tumbuh berkembangnya wahabiyah justru sering menjadi sasaran teror Al Qaida.Sebetulnya penyebutan istilah wahabi dengan konotasi negatif bukan barang baru di tanah air. Dulu, di masa pemerintahan Hindia Belanda, istilah tersebut juga dimunculkan untuk memberi stigma negatif  para da’i yang menolak taklid terhadap mazhab dan menolak pelestarian adat istiadat yang berbau kesyirikan. Para da’i yang acapkali diberi stigma wahabi kala itu adalah mereka yang tergabung dalam organisasi Muhammadiyah, Persis, dan Al Irsyad.Jadi, apa beda salafi dengan wahabi?  Perbedaannya adalah pada asal muasal pemunculan istilah tersebut. Istilah Salafi dimunculkan sebagai identitas atas sebuah dakwah tauhid yang menyeru kepada umat untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah berdasarkan pemahaman salafus shalih. Sedangkan, istilah wahabi dimunculkan oleh musuh – musuh dakwah tauhid baik dari golongan kafir maupun kaum muslimin sendiri yang kian resah lantaran dakwah ini semakin berkembang dari hari ke hari. Siapakah golongan umat Islam yang tak menghendaki dakwah tauhid ini berkembang pesat menyinari hati para insan?Kaum liberalis yang memang selalu mengeluarkan fatwa – fatwa super nyeleneh seperti bolehnya seorang muslimah menikahi pria di luar Islam, bolehnya menghadiri perayaan Natal (ingat 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus, melainkan kelahiran Dewa Matahari dalam mitologi romawi. Saking kentalnya pengaruh kultur Romsawi dalam ajaran Kristen, sampai – sampai hari sabat yang harusnya jatuh hari sabtu diganti dengan hari minggu yang merupakan hari kelahiran Dewa Matahari. Sun=matahari, day=hari, Sunday=hari matahari), dsbKalangan penyembah kubur, pengkultus kyai, dan semacamnya. Bila dakwah tauhid berkembang, para kyai(Tidak semua kyai, namun memang ada kyai jenis ini) akan kehilangan kedudukannya, penghasilannya, dan  kewibawaannya. Mengapa? Kyai (ada yang merangkap dukun) tak lagi mendapat amplop dari orang – orang yang meminta doanya dalam berbagai acara bid’ah, dan orang – orang yang meminta jimat darinya dengan bayaran mahal. Praktek para kyai ini tak ubahnya seperti kelakuan para pendeta yang menjual surat pengampunan dosa sebelum terjadinya Reformasi Protestan.Demikianlah sedikit tentang perbedaan latar belakang lahirnya terminologi salafi dan wahabi, yang banyak orang keliru dalam menyikapinya.(Dikutip dan diselaraskan dari tulisan Muhammad Karyono, 01 January 2012, dalamhttp://sejarah.kompasiana.com/2012/01/01/beda-salafi-dengan-wahabi/)


SETENGAH HATI

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akan tetap melakukan penyidikan terhadap dua tersangka kasus dugaan simulator SIM di Korps Lalu Lintas Polri. Adapun tiga tersangka lainnya akan dilimpahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sesuai instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (8/10/2012) malam."Yang diserahkan jelas DS (Djoko Susilo) dan tiga orang lainnya. Sisanya di Bareskrim," kata Kepala Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Suhardi Alius di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (9/10/2012).Dua tersangka yang tetap ditangani Polri yakni Kepala Primkoppol Ajun Komisaris Besar Teddy Rusmawan (panitia lelang proyek simulator) dan Bendahara Korlantas Komisaris Legimo. Kedua tersangka tersebut tidak ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi pengadaan simulator ujian SIM di Korlantas Polri tahun 2011.Tersangka yang ditetapkan oleh KPK adalah mantan Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Tiga tersangka lain, yang sebelumnya juga ditetapkan oleh Polri, adalah Wakil Kepala Korlantas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Didik Purnomo selaku Pejabat Pembuat Komitmen serta dua tersangka dari pihak swasta, yakni Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (PT CMMA) Budi Susanto dan Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia (PT ITI) Sukoco S Bambang.Tiga tersangka inilah yang akan diserahkan kepada KPK. Namun, Polri masih akan berkoordinasi dengan KPK dan Kejaksaan Agung untuk mekanisme pelimpahan wewenang penyidikan sesuai koridor hukum sebab, sebelumnya, tiga tersangka tersebut telah ditahan oleh Polri. Berkas ketiganya juga telah dilimpahkan pada Kejaksaan Agung dan telah dinyatakan belum lengkap atau P19."Kasus simulator akan segera dikoordinasikan dengan KPK untuk mekanisme penyerahan. Ada beberapa catatan yang disampaikan karena sudah berjalan penyidikannya, khususnya untuk tersangka DP, BS, SB. Akan koordinasi dengan Kejaksaan Agung," kata Suhardi.Pelimpahan kewenangan pengusutan perkara dugaan korupsi kepada KPK itu dilakukan setelah Presiden Yudhoyono menyampaikan pidato soal konflik KPK dan Polri, Senin malam. Dalam pernyataannya, Presiden menegaskan bahwa penanganan kasus korupsi di Korlantas Polri dengan tersangka Irjen Djoko Susilo diserahkan pada satu lembaga, yakni KPK. Presiden tetap memberikan kesempatan kepada Polri untuk menangani kasus penyimpangan pengadaan barang dan jasa di Polri.


Senin, 08 Oktober 2012

Download aplikasi ini

I am listening to Elshinta Radio Network on Mobile Radio Live. Download the application from https://play.google.com/store/apps/details?id=com.radio.rapp

PP TENTANG PENYIDIK KPK

5 KESMPULAN PlDATO RI 1