Jumat, 09 Juli 2010

Paradigma Baru Mengenai Kuat Lemah

Sepuluh tahun yang lalu, di University of Nebraska dilakukan penelitian atas 1000 mahasiswa di dalam hal kecepatan membaca baik sebelum ikut pelajaran "speed learning" maupun setelah mendapatkan pelatihan tersebut. Dari seribu peserta itu, yang paling lambat 90 kata per menit sedangkan yang paling cepat 350 kata per menit.

Setelah mendapatkan pelajaran "speed learning", menurut anda siapa di antara keduanya yang mendapatkan prosentasi kenaikkan kecepatan membaca?

Semua orang bahkan para periset hebat pun akan mengatakan bahwa yang paling tinggi kenaikkan prosentase dalam hal membaca cepat adalah yang paling lemah (90 kata per menit), kenyataannya.........

Yang awalnya membaca 90 kata per menit naik menjadi 150 kata per menit yang awalnya mampu membaca 350 kata per menit menjadi 2900 kata permenit!

Apa makna dari hasil penelitian ini? Paradigma yang mengatakan bahwa memperbaiki kelemahan akan membuat seseorang menjadi kuat, perlu dipertimbangkan lagi, karena penelitian diatas membuktikan bahwa usaha memperbaiki kelemahan hanya akan membuat seseorang menjadi "rata-rata" (mediocre) sedangkan usaha yang berfokus melatih "kekuatan" akan menjadikan seseorang berkinerja istimewa (excellence).

Dalam kehidupan kita sehari hari selama ini, baik di rumah, di kantor , di mana saja di dunia ini, kita kuatir akan "kelemahan" kita, kita selalu berpikir bahwa apabila kita memiliki sesuatu berarti "kekuatan" dan kalau tidak memiliki sesuatu berarti "kelemahan" padahal belum tentu demikian, coba saja perhatikan hal berikut :
  • Kalau kita tidak bisa menyanyi, apakah itu kelemahan kita? bukan, kalau kita tidak menjadi penyanyi.
  • Kalau kita tidak bisa melukis, apakah itu kelemahan kita? bukan,kalau kita tidak menjadi pelukis.
  • Kalau kita tidak bisa menghadapi orang face to face apakah itu kelemahan kita? bukan, kalau peran kita bukan untuk menghadapi orang face to face.
  • Kalau kita tidak bisa mengemudikan pesawat terbang, apakah itu kelemahan kita? bukan, kalau kita tidak menjadi pilot.
  • Kalau kita tidak teliti apakah itu kelemahan kita? bukan, kalau peran kita tidak membutuhkan ketelitian seperti safety, finance dlsb.
  • Kalau kita keras kepala, apakah itu kelemahan kita? bukan, kalau peran kita sebagai pengacara atau apa saja yang membutuhkan kekeraskepalaan kita.
Contoh di atas jelas bahwa "setiap mahkluk di bumi tanpa kecuali , diberikan kelebihan maupun kekurangan". Kalau saja kita dapat mengembangkan kelebihan kita menjadi kekuatan dan memilih peran yang sesuai dengan kekuatan kita, maka kinerja masing masing orang akan menjadi optimum. Akan tetapi sebaliknya, apabila kita memilih peran yang salah maka kekurangan kita akan menjadi kelemahan yang berakibat pada kinerja yang buruk. Ayo, gali, temukan dan kembangkan kelebihan kita masing masing agar menjadi kekuatan dan carilah peran yang sesuai dengan kekuatan tersebut.

FOKUS PADA KEKUATAN DAN SIASATI KELEMAHAN.

Tidak ada komentar: