Minggu, 24 Januari 2010

PANGERAN KEMBAR DAN KARUNG EMAS


Tersebutlah seorang raja yang memiliki putra kembar yaitu dua orang anak lelaki yang telah beranjak dewasa. Namanya pangeran ADI dan pangeran ARI. Yang membedakan keduanya hanyalah tanda lahirnya. Pangeran Ari memiliki tahi lalat besar di pipi kiri, Sedangkan pangeran Adi tidak.
Suatu hari raja memanggil kedua anaknya dan berkata, “ Ayah sudah tua, sudah saatnya ada pewaris tahta yaitu salah satu diantara kalian. Negeri ini harus dipimpin oleh raja yang arif dan bijaksana. Kalian sudah dewasa, silahkan mencari pengalaman hidup dengan turun ke desa dan membaur dengan rakyat. Ini ada 2 buah karung berisi koin emas yang bisa kalian pergunakan untuk hidup. Enam bulan lagi kembalilah ke istana. Pada saat itu kuharap sudah ada hasil siapa yang akan mewarisi tahta."
Pangeran Adi menerima karung yang lebih kecil daripada karung yang diterima oleh pangeran Ari. Namun sebenarnya nilai kedua karung itu sama, raja hanya ingin mengetes kedua putranya. Tanpa mereka sadari, raja mengutus mata-mata untuk mengawasi putra kembarnya.
Setelah menerima karung koin tersebut, si kembar berpisah jalan. Sambil menggerutu dan marah, pangeran Adi berkata kepada tiap orang yang dijumpainya di jalan, “Dasar curang, aku dan Ari ini kan pangeran kembar. Kenapa aku mendapat karung lebih kecil?"
Tanpa disangka-sangka, pangeran Adi bertemu dengan pangeran Ari di jalan. Ia menumpahkan kekesalannya. Lalu pangeran Ari berkata, “Saudaraku, aku tidak keberatan bertukar karung denganmu. Aku bawa karung koin yang kecil saja. Kau boleh membawa milikku. Kau jangan kesal terhadap ayah, aku yakin bahwa ayah sangat sayang kepada kita berdua. Ia tidak pilih kasih.” Dengan tampang riang pangeran Adi setuju bertukar karung dengan pangeran Ari. Lalu mereka pun berpisah jalan lagi.
Pangeran Adi menghabiskan hari-harinya dengan berfoya-foya dan malasan. Sebaliknya, pangeran Ari turun ke desa dan membantu rakyat yang kelaparan, kesulitan dll. Tak terasa, 6 bln berlalu. Raja kembali bertemu putra kembarnya dan ia memberitahu bahwa Pewaris tahta adalah pangeran Ari. Spontan, pangeran Adi pun protes, “Dari awal ananda sudah tahu bahwa ayahanda telah pilih kasih. Ananda mendapat karung lebih kecil daripada milik pangeran Ari. Padahal kami kan kembar?”
Sang Raja tersenyum arif dan berkata, “Putraku, sebenarnya aku ingin mengetes kalian. Karung itu memiliki nilai yang sama walaupun karung milik pangeran Adi lebih kecil daripada milik pangeran Ari. Selain itu, tanpa setahu kalian, aku telah mengutus mata-mata untuk mengawasi kalian. Pangeran Ari memang layak menjadi pewarisku. Adi, kau harus belajar untuk tidak berburuk sangka. Kau harus belajar untuk bersyukur terhadap apa yang kau miliki. Kau harus memperbaiki diri.”
Mendengar itu, pangeran Adi tersadar bahwa ucapan ayahnya sangatlah benar. Selama ini Ia terperangkap dalam lingkaran sempit. Maka Ia berkata, “maafkan ananda wahai ayah. Ananda memang salah. Ananda akan memperbaiki diri dan membantu pangeran Ari memimpin negeri kita tercinta agar tetap harum dan rakyat sejahtera."
Intisari : Bersyukurlah terhadap apa yang kita miliki, karena setiap orang sudah punya jalan rejeki masing-masing. Selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian.