Minggu, 24 Januari 2010

WAKTU YANG BERPUTAR................

Ada seorang pelajar di sebuah desa kecil yang memiliki cita-cita menjadi pegawai pemerintah di kantor pusat. Demi mewujudkan cita-citanya, ia berangkat ke ibukota untuk mengikuti ujian nasional.
Dalam perjalanan, Ia beristirahat melepas lelah. Sambil membayangkan ujian yang akan menghadang, Ia dilanda was-was terhadap kemampuan dirinya. Bagaimana bila Ia gagal ujian? Namun Ia juga membayangkan enaknya bila lulus ujian.
Tak terasa, ada seorang kakek yang berjalan mendekatinya dan berkata: “Hai anak muda, engkau bukan penduduk sini ya? Hendak kemana gerangan?”
“ Saya hendak mengikuti ujian nasional untuk menjadi pegawai pemerintah di kantor pusat kek.”
“Humm…begitu rupanya, lalu mengapa engkau melamun?”
“ Saya ingin sekali lulus ujian kek, tapi bagaimana bila ternyata saya gagal?”
Kakek dan anak muda terlibat dalam perbincangan yang seru, lalu si kakek mengeluarkan sebuah gasing dari sakunya dan diberikannya kepada anak muda tersebut. Ia berkata, “Mungkin ini yang kau butuhkan nak.”
“ Hah, gasing, untuk apa kek? Bagaimana sebuah gasing dapat mewujudkan cita-cita saya?”
“Nak, ini adalah gasing waktu. Jika kamu memutar gasing ke kanan, kamu akan sampai ke masa depan dan keadaan yang kamu inginkan, jika kamu memutar gasing ke kiri, kamu akan kembali ke masa lalu. Baiklah, kakek pergi dulu. Kamu jaga diri baik-baik ya?”
Anak muda itu tak percaya, tapi karena penasaran, maka Ia putar gasing itu ke kanan. Tiba-tiba Ia mendapati dirinya berada di depan papan pengumuman kelulusan ujian dan namanya tercantum disana. Ia sangat gembira.
Namun kegembiraannya tidak berlangsung lama, muncul perasaan tidak sabar untuk segera bekerja di pemerintahan, maka Ia pun memutar gasingnya ke kanan. Dalam sekejap, Ia telah berada pada pekerjaannya di kantor pemerintahan. Lagi-lagi kenikmatan bekerja di kantor pemerintahan tidak bertahan lama. Timbul keinginan lebih, Ia ingin menjadi naik posisi menjadi pejabat tinggi, maka Ia pun memutar kembali gasingya. Seketika, Ia berada pada posisi yang diinginkannya. Karena keenakan, Ia memutar gasingnya berulang kali untuk selalu memenuhi keinginannya Tanpa terasa, Ia telah berubah menjadi tua dan menjelang ajal. Saat itu, Ia merasakan penyesalan yang teramat dalam, Ia merasa hidupnya begitu singkat dan hambar.
Sambil menangis, Ia berharap agar dapat kembali ke masa lalu. Dalam keadaan putus asa, Ia memutar gasing ke arah berlawanan yaitu ke kiri. Tiba-tiba Ia pun terbangun. Ternyata peristiwa tersebut hanya terjadi di dalam mimpi. Namun Ia merasa senang dan bersyukur telah mendapat pengalaman hidup berharga walau hanya dalam mimpi. Ia berjanji pada diri sendiri bahwa Ia akan selalu berusaha dengan giat dan menikmati setiap proses kehidupan dengan penuh syukur.
Intisari:
Di dalam hidup ini, tidak ada jalan pintas untuk meraih kesuksesan sejati. Kalaupun ada, pasti ada harga lain yang harus di bayar dan akhirnya belum tentu membahagiakan. Kita sebagai manusia harus selalu sabar dalam meraih cita-cita. Bila pikiran kita fokus untuk mencapai kesuksesan dalam waktu singkat, biasanya langkah yang ditempuh kearah negatif, sebaliknya bila pikiran kita fokus untuk mencapai kesuksesan sejati, biasanya langkah yang di tempuh ke arah positif.